Fakta & Mitos Pelayanan SPBU


Oleh : Abdul Asis Muhammad

Dalam industri retail BBM di Indonesia sejak tahun 2007 telah memasuki era persaingan bebas yang sebelumnya di monopoli Pertamina dalam kurung tahun 1971 - 2005 dan persaingan terbatas 2005 - 2006. SPBU sebagai ujung tombak pemasaran retail BBM PT. Pertamina (Persero) sedang berupaya mengembalikan kepercayaan pelanggan dengan melakukan perbaikan Pelayanan, Mutu dan Takaran serta Sarana dan Fasilitas untuk dapat menghadapi para kompetitor di era persaingan bebas retail BBM. Di kota besar SPBU Pertamina sudah harus bersaing dengan Pertonas (Malaysia) dan Shell (Belanda) dan tidak mustahil akan sampai ke pelosok negeri.

Sebagai sarana pelayanan publik memang sudah seharusnya SPBU dapat pemberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumen. Untuk memastikan SBPU dapat memberikan kwalitas pelayanan tersebut saat ini PT. Pertamina telah menerapkan standar dan pedoman serta pengawasan yang ketat, sejak dari pendirian sebuah SPBU dari desain bagunan, spesifikasi dan kriteria bahan yang dapat digunakan, termasuk mesin pompa dispenser dan sarana pelengkap lainnya, bahkan merek dan pabrikan harus yang direkomendasikan. Setelah beroperasi SPBU akan diawasi oleh PT. Pertamina (Persero), Dinas Metrologi, Dinas Perdagangan dan Lembaga Audit Independen untuk memberikan penilaian yang meliputi pelayanan, kwalitas dan kwantitas yang diberikan oleh SPBU tersebut kepada konsumen.

Ditengah SPBU Pertamina sedang berbenah diri menjadi semakin baik, SPBU masih di bayang-bayangi oleh opini atau saya katakan sebagai mitos yang sebenarnya tidak mendasar jika di sandingkan dengan kondisi SPBU-SPBU saat ini yang sudah jauh dari kesan kumuh dan semraut pelayanannya antagonis dan tidak ramah. Memamg benar bahwa masih ada SPBU yang memiliki pelayanan rendah namun tidak serta-merta kita bisa langsung menjust SPBU tersebut "nakal". Beberapa SPBU belum ter Upgrade dan masih memiliki sarana dan fasilitas yang masih kurang dan menggunakan mesin tua yang kurang meyakinkan maun itu jumlahnya hanya beberapa SPBU saja.

Diantara mitos-mitos yang berkembang tersebut adalah sebagai berikut :

1. SPBU COCO & CODO (seluruhnya atau sebagian dimiliki dan dikelolah PT. Pertamina) memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan SPBU DODO (Swasta). 

Faktanya seluruh SPBU termasuk swastanisasi memiliki standar dan pedoman pelayanan yang sama. Sudah banyak sekali SPBU Swasta yang telah bersertifikat Pasti PAS dan memiliki pelayanan yang setara bahkan banyak yang memiliki pelayanan lebih baik dari SPBU COCO. Untuk memastikan kwantitas takaran flow meter pompa, petugas SPBU secara berkala akan melalukan pengujian dengan bejana ukur yang telah dikalibrasi oleh instansi terkait. Selain secara kwantitas, juga senantiasa melakukan pengujian kualitas BBM yang dilakukan setiap hari untuk menjaga kemurnian BBM di SPBU. Dengan menggunakan peralatan seperti hydrometer (alat pengukuran masa jenis), termometer (alat pengukur suhu) dan gelas ukur, dapat menjadi identifikasi awal jika terjadi kontaminasi BBM.

Dengan penerapan sistem Pertamina way PT. Pertamina(Persero) telah menetapkan standar dan pengawasan yang ketat dan menyeluruh baik yang dilakukan sendiri oleh Pertamina maupun oleh lembaga independen. Sementara untuk kwantitas BBM, flow meter pompa dispenser dan alat ukur lainnya di awasi oleh Dinas Metrolegi dengan melakukan inspeksi setidaknya 2 kali dalam setahun.

Untuk diketahui, Dinas Metrologi mengunakan sistem pengamanan segel pada flow meter pompa dispenser sehingga jika dikotak-katik oleh SPBU pasti akan merusak segel yang akan memberikan konsekuensi berat untuk SPBU tersebut. Sehingga rasanya tidaklah sebanding jika pemilik SPBU dengan investasi yang besar ingin mengambil resiko pencabutan izin operasi.

2. Pengaturan kecepatan aliran BBM mempengaruhi kwantitas BBM yang diterima konsumen.

Pada nozzle terdapat pengatur speed arus BBM dan dapat dikunci pada beberapa kecepatan arus agar operator dapat mengontrol pengisian cepat dan aman. Salah satu fungsinya untuk memastikan bahan bakar yang diisi tidak luber terutama untuk tanki kecil.

Salah satu standar pelayanan SPBU adalah pelayanan yang cepat karena kami mengerti bahwa setiap konsumen pasti ingin dilayani dengan cepat dan menghabiskan waktu di SPBU karena speed pengisian yang lamban namun rupanya penggunaan speed cepat ini sebagian pelanggan mengira dengan pengunaan speed tinggi akan mempengaruhi kwantitas BBM yang diterima karena uap dan gelembung.

Faktanya pengaturan kecepatan aliran BBM tersebut tidak akan mempengaruhi jumlah BBM yang diterima konsumen. Uap atau gelembung hanya terbentuk diudara bukan didalam mesin ataupun dipipa pengisapan. Udara masuk kedalam pompa terjadi jika kekosongan cairan di tanki storage. Itupun tidak membuat flow meter berjalan sebagian mengakibatkan error pada mesin pompa dispenser. 

Perlu konsumen ketahui bahwa pompa dispenser SPBU adalah pompa yang teruji dalam akurasinya di semua speed fluidanya dan untuk memastikan akurasi takaran pelaksanaan inspeksi pihak Dinas Metroligi maupun Lembaga Audit Independen tidak hanya pada speed arus tertentu saja namun dilakukan pengujuan pada semua speed fluida yaitu kecepatan rendah, sedang, dan tinggi. Pompa dispenser yang dapat digunakan oleh SPBU tidak boleh sembarangan, harus memenuhi standar dan harus yang telah teruji. Diantara merek yang direkomendasi PT. Pertamina (Persero) adalah Tatsuno (Jepang) Wyne (Korsel) Gilbarco (Amerika) dan semuanya memenuhi standar, jadi consumen tidak perlu khawatir.

3. Lubang pada ujung nozzle merugikan konsumen. 

Faktanya Lubang tersebut samasekali tidak mempengaruhi kwantitas. Moncong Nozzle terbuat dari Aluminium yang mudah tergerus karena gesekan. Aluminium digunakan kerena bahan tersebut tidak menimbulkan api meskipun bergesekan dengan mulut tangki BBM kendaraan. Lubang tersebut terjadi karena tergerus dan bukan sengaja diada-adakan untuk menguntungkan SPBU. Sekalipun lubang tersebut semakin melebar tidak akan berpengaruh pada jumlah yang akan diterima oleh konsumen.

4. Lebih akurat memilih jumlah liter dari pada memilih jumlah rupiah pada saat membeli BBM di SPBU karena karena akan mengeliminasi sepersekian liter jika menggunakan jumlah rupiah. 

Faktanya mesin dispenser SPBU telah menggunakan micro-computer dengan sistem converter yang akurat sehingga dibolak-balik dari rupiah ke liter atau sebaliknya akan tetap sama. Perlu konsumen tahu bahwa mesin flow meter SPBU memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih sensitif dibanding flow meter lain dalam mengukur aliran cairan. Tingkat akurasi rata-rata kurang lebih 2.5/1000 sehingga tidak akan ada rupiah yang tereliminasi.

Memang sangat sulit untuk mengetahui secara pasti jumlah yang masuk ke tangki BBM kendaraan jika tidak dilakukan pengujian dengan lalat ukur liter yang akurat. Beberapa konsumen yang mengeluh hanya mengukur mengunakan perasaan berdasarkan jarum indikator BBM kendaraan yang tidak spesifik atau berdasarkan jarak tempuh kendaraan atau jumlah hari pemakaian setelah pengisian BBM.

Untuk memperoleh kepastian pelayanan anda dapat memilih SPBU pasti PAS, yang berarti telah memenuhi standar pelayanan SPBU dan telah lulus uji kepatuhan Pertamina Way.
Mari labih bijak membeli dan mengunakan BBM, gunakan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan kendaraan anda, Pertamax 92 dan Pertalite 90 jelas lebih baik.
Pastikan anda dilayani dimulai dari "nol" dan bayar sesuai dengan jumlah pada display. Untuk keamanan bersama, matikan mesin kendaraan dan jangan menggunakan handphone selama pengisian berlangsung. Jika memiliki  keluhan atau mencurigai SPBU dalam pelayanan, kwalitas & kwantitas langsung menghubungi petugas SPBU yang bersangkutan atau laporkan ke hotline Pertamina 021-500000.

Semoga tulisan saya ini dapat memberikan wawasan yang benar kepada consumen maupun masyarakat umum, agar tidak perlu ragu dengan takaran maupun kualitas BBM di SPBU terutama pada SPBU yang telah memperoleh sertifikat ‘Pasti PAS’.

Komentar

Postingan Populer