Pencari Pekerjaan VS Pencari Karyawan
Pencari kerja berfikir betapa
sulitnya mencari dan mendapatkan pekerjaan sementara perusahaan kenyataannya
sangat sulit dalam mendapatkan karyawan atau tenaga kerja yang sesuai.
Dimana yang salah yah? Output
Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi apakah sudah memenuhi kebutuhan perusahan?
Mencari orang yang tepat
tidaklah semudah yang dibayangkan, meskipun didepan pintu kantor banyak orang
yang berbondong - bondong antri mencari pekerjaan. Ironis memang, setiap tahun
jutaan lulusan Lembaga Pendidikan masuk ke bursa tenaga kerja, disisi lain
banyak perusahaan yang sulit mencari karyawan yang tepat.
Setidaknya itulah yang saya
rasakan setiap kali saya mencari orang untuk mengisi lowongan di perusahaan
(tempat saya) di kota palopo, terutama untuk posisi Accounting. Saya telah mengundang beberapa sarjana ekonomi jusunan akuntansi lulusan beberap Perguruan Tinggi
yang sebelunnya telah mengirimkan lamaran untuk mengisi lowongan Staf dan
Supervisor Accounting, namun dari yang telah saya interview, tidak seorangpun diantara mereka yang
memberikan jawaban yang memuaskan, bahkan ada yang sama sekali tidak dapat
membuat jurnal taransaksi, lalu bagaimana mungkin dapat menbuat laporan
keuangan dengan benar?. Padahal yang saya panggil adalah yang memiliki prestasi akademik yang sangat baik, bahkan untuk matakuliah
akuntansi menperoleh nilai A dengan IPK diatas 3,00.
Meskipun memang benar bahwa
lulusan S1 bukan hanya disiapkan untuk menjadi pekerja tetapi diharapkan dapat
menjadi enterpreneur namun kan tidak dapat disangkal bahwa dari sekian banyak
lulusan hanya beberapa saja yang dapat membangun bisnis sendiri dan selebihnya
akan masuk kebursa tenaga kerja. Disinilah seharusnya peran lembaga
pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang
memadai sesuai dengan kebutukan dunia kerja. Lalu dimana letak
kesalahanya?, pada Orang(yang didik), Lembaga Pendidikannya, ataukah justru
Sistem Pendidikannya. Menurut saya, sekiranya Sistem Pendidikan sudah betul –
betul berorientasi pada upaya mempersiapkan calon tenaga kerja yang siap pakai
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Maka hal yang saya alami saat ini dan
sekian banyak perusahaan lainnya mungkin tidak terjadi, mengingat angka
pengangguran yang sangat tinggi dan jutaan pencari kerja yang setiap harinya
sibuk mencari lowongan pekerjaan.
Saran saya, untuk lulusan
Perguruan Tinggi yang ingin masuk kepasar tenaga kerja, jika merasa belum
memiliki kompetensi yang cukup, hendaknya serius menpersiapkan diri terutama
untuk keahlian teknis yang mungkin belum cukup diperoleh pada saat kuliah,
dengan cara mengikuti kursus, pelatihan dan lain – lain yang dirasa mampu untuk
meningkatkan kompetensi. Untuk tenaga Accounting usahakan untuk mengikuti
pelatihan Brevet Pajak karena bisnis tidak akan bisa lepas dari pajak. Keahlian tersebut tidak hanya berguna pada saat anda menjadi karyawan tetapi ini anda akan butuhkan pada saat anda jalankan bisnis anda sendiri.
Demikian tulisan saya kali ini mudah-mudahan bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar